Judul buku : That Summer Breeze (Beri Aku Kesempatan Kedua)
Penulis : Orizuka
Penerbit : Puspa Populer
Terbit : 2013 (cetakan kedua)
Tebal buku : iv + 236 hlm
ISBN : 978-602-8290-92-0
Ares
dan Orion adalah anak laki-laki kembar. Reina adalah anak perempuan
teman bermain Ares dan Orion sewaktu kecil. Mereka bertiga berjanji
untuk selalu bersama. Suatu hari mereka membuat surat permohonan yang
ditulis di kertas dan dimasukkan ke dalam kaleng biskuit lalu di kubur
dibawah pohon akasia di taman dekat rumah mereka, dan akan membaca surat
itu sepuluh tahun yang akan datang. Tapi tak lama kemudian Reina pindah ke Amerika karena tugas Ayahnya. Membuat Ares dan Orion kecil sedih dan kehilangan atas kepindahan Reina.
Kini
Ares dan Orion sudah remaja, mereka kuliah di tempat yang sama. Ares
selalu dianggap bodoh oleh keluarganya, sehingga dia menjadi pemuda yang
emosional, skeptis, urakan, dan suka berkelahi, dia mendapat julukan
preman kampus. Berbeda dengan Orion, dia mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik dan olahraga, dan dia menjadi bintang di kampusnya dan menjadi kebanggaan orang tuanya.
Perlakuan
Ayah sangat berbeda terhadap Ares dan Orion, Ares hanya dianggap
pembuat masalah dalam keluarga. Ayah sering memukuli Ares, setiap Ares
terlibat masalah tanpa peduli apa masalahnya, sebenarnya Ares tidak
seperti yang orang lain kira, dia memang berbeda dengan saudara
kembarnya, Ares penderita disleksia, dia merahasiakan dari keluarganya, hanya Ares dan dokter Affandi yang mengetahui hal itu.
Bagi Ares, Reina sudah menghianati janjinya, tidak pernah ada kabar
sedikitpun dari Reina. Ares tidak ingin mengingat lagi tentang Reina,
dia berusaha melupakannya meskipun dihatinya dia masih mengharapkannya.
Sudah sepuluh tahun berlalu, toh Reina tidak datang juga untuk memenuhi
janjinya untuk bersama membuka dan membaca surat yang mereka buat
seperti janjinya sepuluh tahun lalu.
Orion berhasil menemukan kontak dengan Reina melalui friendster. Mereka menjalin hubungan melalui dunia maya tersebut. Setiap malam dia berusaha menghubungi Reina melalui chat room.
Pagi
itu adalah hari ulang tahun Ares dan Orion yang ke 20, Ayah dan Ibu
membuat kejutan pada waktu mereka makan pagi bersama, mereka memberikan kado istimewa, Ayah sengaja mendatangkannya lagsung dari Amerika. Kado istimewa itu ternyata Reina yang diundang Ayah untuk bisa datang pada hari ulang tahun Ares dan Orion.
Orion
sangat terkejut dan senang sekali atas kedatangan Reina, Reina tumbuh
menjadi gadis cantik sekarang. Orion sangat mengharapkan pertemuan ini, karena
Orion juga meyayangi Reina. Gadis yang selalu hadir dalam mimpinya dan
pikirannya selama ini. Reina pun senang, karena akhirnya bisa bertemu dengan Ares dan Orion.
Meskipun terkejut dan
senang, tapi Ares menyembunyikan perasaan itu dan tidak mau
menunjukannya kepada Reina, dia masih merasa kecewa, marah karena
kepergian Reina saat itu.Reina sedih melihat sikap Ares. Karena
sebenarnya alasan Reina untuk bisa datang kembali ke Indonesia adalah Ares. Dia sangat menyayangi dan merindukan Ares.
Selama di Indonesia Reina akan tinggal dirumah mereka. Reina memilih tidur dikamar Ares yang berantakan dan dipenuhi poster-poster penyanyi idola Ares. Pilihan Reina membuat Orion dan Ibu merasa heran, dan membuat Ares kesal.
Orion mengajak Reina untuk menemaninya latihan basket di kampusnya. Orion adalah bintang di teamnya, karena permainannya memang bagus. Ada
yang tidak suka atas prestasi Orion, dia Raul pesaing team basket di
kampus Orion. Karena sebentar lagi akan diadakan turnamen basket antar
mahasiswa. Raul menginginkan dia bisa menjadi kapten di team yang selama ini dipegang Orion.
Raul adalah pengecut yang hanya berani mengeroyok orang yang dianggap menghalanginya dengan
menyuruh anak buahnya. Dia juga menyukai Lala gadis cantik dikampusnya
yang pernah menjadi kekasih Orion dan dekat dengan Ares.
Reina berusaha menemui Ares, yang sedang main band di cafe bersama teman-temannya malam itu. Reina berhasil pergi tanpa diketahui Orion dan Ayah Ibu, dia menuju
cafe dimana Ares sedang bermain band. Ares terkejut dan marah melihat
Reina bisa ada di cafe itu. Bagi Reina malam itu adalah kesempatannya
untuk mengungkapkan rasa rindu dan sayangnya serta menjelaskan yang
telah terjadi selama ini kepada Ares. Reina berhasil meyakinkan Ares, dan akhirnya Ares mempercayai Reina dan kembali bersikap baik.
Malam
itu juga dirumah, Ayah Ibu dan Orion menunggu kedatangan Reina. Setelah
diketahui Reina datang dengan Ares, tanpa mendengarkan penjelasan dari
Reina, Ayah langsung memarahi dan memukul Ares. Keadaan biasa yang
sering diterima Ares atas perlakuan Ayahnya itu membuat Reina sedih dan
berusaha menjelaskan kepada orang tua Ares bahwa malam itu semua adalah
keinginan Reina dan bukan salah Ares.
Tapi
itu belum menyelesaikan masalah, Orion masih dendam karena Reina
ternyata memilih Ares, dan dia berusaha menghajar Ares, merekapun
terlibat perkelahian. Orion bukanlah jago berkelahi seperti Ares. Orion merasa Reina telah direbut ole Ares dengan cara yang licik.
Setelah peristiwa itu, hubungan Ares dan Orion semakin buruk. Mereka tidak pernah bicara satu sama lain. Terlebih Ares melihat Reina sedang menunggui Orion latihan basket di kampus.
Sore itu sepulang dari kuliah, Ares sudah ditunggu oleh Reina dan Orion untuk ke
taman dimana mereka pernah membuat surat permohonan yang dikubur
dibawah pohon akasia. Mereka akan membacanya bersama. Orion menulis
keinginannya untuk menjadi arsitek. Ares menulis keinginannya ’aku
pengen pegi ke bufan masa Ayah dan Ibu’, dengan ejaan yang salah, karena
saat menulis surat itu, Ares masih mengalami gangguan menulis yang
parah.
Membaca surat permohonan itu sekarang benar-benar membuka luka lama buat Ares. Reina sudah diberitahu Ares bahwa dia menderita disleksia, dan itu tidak merubah rasa sayang
Reina terhadap Ares. Reina berusaha meyakinkan rasa sayangnya kepada
Ares dengan menunjukkan surat yang telah ditulisnya sepuluh tahun lalu,
yaitu ’ Reina pengen selalu bersama Ares, habis Reina suka sama Ares!’
Ares
merasa perubahan besar dalam hidupnya. Seseorang mengharapkannya.
Seseorang memilihnya. Seseorang suka padanya. Seseorang bernama Reina.
Gadis yang selama sepuluh tahun ini memenuhi mimpi-mimpinya. Gadis yang
sangat diinginkannya lebih dari apapun didunia. Dan sekarang gadis itu
ada tepat didepannya.
Ares pun kini mempunyai semangatnya lagi. Dia ingin mewujudkan cita-citanya
untuk menjadi pilot. Dia bekerja dan mengumpulkan uang untuk dapat
membiayai dirinya masuk sekolah pilot di Deraya, sekolah penerbangan
yang ada di bandara Halim Perdana Kusuma. Dia ingin membuktikan bahwa
dia mampu mewujudkan cita-citanya.
Turnamen basket antar mahasiswa tinggal beberapa hari lagi. Orion berlatih basket ditemani Reina. Orion
mendapat ancaman dari Raul. Raul akan menghabisi Orion jika dia tidak
mau menyerahkan gelar kapten team pada Raul. Orion tidak peduli dengan
ancaman Raul. Manager team basketpun tetap memilih Orion sebagai Kapten team itu.
Hari yang ditunggu datang juga, Orion siap bertanding di turnamen itu. Reina
dan Lala sudah ada di bangku penonton memberi support untuk Orion. Kali
ini Orion ingin sekali Ares melihatnya bertanding. Orion mencari Ares
diantara penonton, tapi dia tidak mendapatkannya. Orion kecewa, tapi
dari tempat tersembunyi ternyata Ares melihat pertandingan basket Orion.
Ares bangga, melihat permainan Orion.
Orion
bermain full time tanpa diganti untuk beristirahat oleh manager
teamnya. Orion kelelahan dengan tenaga yang sudah habis, akhirnya team
basket kampus Orion berhasil menang tipis dari team lawan. Tapi
kelelahannya terbayar sudah ketika dia melihat Ares ternyata ada disana
untuk melihatnya bertanding.
Tapi diantara kebahagian Orion saat itu, Raul yang penuh
dendam, bersama anak buahnya sudah siap untuk menghabisi Orion. Raul
menemui Orion dan membawanya ketempat yang sudah direncanakan Raul,
dimana anak buahnya sudah bersiap menghabisi Orion.
Dalam
perjalanan menemui Reina di depan kampus, Ares melihat segerombolan
orang berjalan tergesa. Dan dia mengenali orang-orang itu adalah anak
buah Raul yang pernah berkelahi dengannya. Ares menyadari bahwa ada
sesuatu yang tidak beres saat itu, dia teringat pada Orion. Ares mencari
Orion dan menemukan Orion sedang di keroyok oleh kelompok Raul. Ares
tau Orion bukanlah jago berantem seperti dia. Ares langsung menolong
Orion, diapun terlibat dalam perkelahian yang tak imbang itu.
Orion
jatuh setelah dipukuli. Orion terus berusaha melawan kelompok Raul.
Tanpa diketahui Ares, dari belakang dia diserang oleh lawan yang membawa
potongan balok kayu dan memukul kepala Ares. Ares terjatuh berlumuran
darah yang keluar dari kepalanya. Reina dan Lala yang sedari tadi hanya
bisa melihat dan menanggis, menjerit melihat Ares jatuh tak sadarkan
diri.
Ares
dibawa ke rumah sakit, dia koma hampir satu jam dan baru siuman dari
operasi beberapa hari setelah itu. Dokter menyatakan Ares gegar otak.
Ayah sangat sedih, dengan setia Ayah menunggu di sisi Ares sampai Ares
tersadar.
Akhirnya
Ares membuka matanya, dia sadar dan melihat orang-orang yang
disayanginya ada dikelilingnya. Keadaan Ares membuat semua yang ada
merasa terharu melihatnya. Reina hampir menangis, namun dia bahagia
karena akhirnya dia bisa melihat Ares tersadar dari koma.
Dua
bulan setelah Ares diperbolehkan pulang dari rumah sakit, dengan setia
Reina mendampinginya. Reina telah membatalkan rencananya untuk kembali
ke Amerika sejak peristiwa sore itu. Dia hanya ingin selalu bersama Ares, dan selalu ada untuk Ares. Karena keadaan Ares tidaklah membaik. Tidak seperti Ares yang dulu, kini Ares harus mendapat bantuan orang lain untuk melakukan kegiatannya.
Pagi
itu Ares merasa cukup kuat, dia berusaha mengumpulkan segenap
tenaganya, agar bisa tampil sehat didepan keluarganya. Dia ingin
mengajak Reina berjalan-jalan di taman. Reina terperanjat melihat Ares
menggunakan pakaian serba putih. Jelas-jelas bukan yang diinginkan
Reina. Ini mengingatkannya pada mimpi buruknya.
Reina denagn takut-takut bergerak kearah Ares, lalu memegang tangannya. Reina benar-benar mempunyai perasaan buruk soal baju ini, tapi melihat kondisi Ares yang benar-benar baik, dia mengusir perasaan itu. Mungkin ini hanya sugesti atau apa.
Ares dan Reina berjalan menuju taman. Reina merasakan hangatnya tubuh Ares. Reina benar-benar senang Ares bisa sesehat ini.
Mereka sampai di taman. Reina melepaskan tangan Ares lalu dia duduk di bawah pohon perjanjian mereka. Kemudian
Ares merebahkan diri. Reina merasakan keadaan Ares kembali memburuk.
Napasnya tersengal seperti kemarin, dan tak ada lagi senyum cerah di
wajahnya. Singkatnya, Ares seperti kembali sakit setelah keluar dari
rumah.
Melihat kondisi Ares, Reina mengajaknya pulang. Ares
menolaknya. Dia mengulurkan tangan agar Reina menyambutnya. Reina
mengikutinya, lalu merebahkan dirinya disamping Ares. Reina bisa
mendengar detak jantung Ares, dan kepala Reina bergerak naik turun
seiring dengan napas Ares yang cepat.
Ares
masih merasakan kesadarannya. Tapi dada dan kepalanya terasa sangat
sakit. Reina diam saja sementara mendengarkan detak jantung Ares yang
tak beraturan. Reina merasa sudah berbuat bodoh. Harusnya tadi pulang
dan meminta bantuan.
Kini
Ares merasa sudah merasa tak sanggup menahan sakitnya. Dia berusaha
mengatakan sesuatu kepada Reina. Reina tidak mau mendengar apa yang Ares
katakan. Dia tidak mau mendengar kata-kata Ares yang lebih terdengar
seperti ucapan selamat tinggal. Ares menghela napas, lalu mengumpulkan
tenaga lagi, dia mulai bernyanyi.
Reina mendengar setiap kata dari bait-bait lagu Ares yang dinyayikan dengan suara liri. Reina
ingin menangis, tapi tak dilakukannya. Reina meresapi kata-kata Ares
lagi. Tapi beberapa detik kemudian, reina menyadari sesuatu.
Bahwa tak terdengar apapun lagi di telinga kiri Reina. Tidak
terasa lagi gerakan naik-turun dari dada Ares. Reina berharap dia
bermimpi. Reina tidak mau melihat wajah Ares. Reina yakin, tak ada apa
pun yang terjadi. Reina berharap Ares hanya tertidur.
Tapi Reina tak merasakan detak sekecil apa pun. Reina merasakan sekujur tubuh Ares dingin dan kaku.
Ares sudah meninggal. Ares yang disayanginya sudah meninggalkannya. Reina menangis tanpa bergerak sedikit pun dari dada Ares.
Tak akan ada lagi Ares yang bagai kobaran api. Tapi kenangan tentangnya akan terus berkobar di hati Reina.
Pemakaman
Atres sudah berakhir. Ayah dan Ibu masih tampak shock. Kematian Ares
yang tak terduga kemarin memang mengejutkan banyak orang. Orion tak
menyangka kalau kemarin Ares hanya berpura-pura sehat.
Tapi Orion tak menyesal. Dia sudah berbaikan dengan Ares. Entah
mengapa Orion merasa lega sekaligus kehilangan pada saat yang
bersamaan. Lega karena akhirnya Ares terbebas dari penderitaannya,
kehilangan karena Orion belum sempat menghabiskan banyak waktu
bersamanya.
Tadi Ayah
dan Ibu sangat terkejut dengan penemuannya dikamar Ares. Mereka
menemukan sebuah berkas berlabelkan Deraya, sekolah peenerbangan, yang
berisi brosur, copy formulir, dan juga surat pengantar. Semua tak ada
yang percaya bahwa Ares memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi
pilot, dan dia berhasil membuktikan pada semua orang bahwa dia mampu.
Ayah sampai menangis karenanya.
Dan
seakan belum cukup, dokter Affandi, dokter umum yang dulu sering
menerima keluhan Ares, saat datang ke pemakaman mengatakan bahwa Ares
pengidap disleksia dari sejak kecil. Jelas, Ayah, Ibu dan Orion shock
berat. Selama ini mereka menyangka Ares ank bodoh atau ber-IQ rendah.
Dokter Affandi bingung karena tak seorang pun dari keluarga Ares yang
mengetahui hal ini. Dan dia segera meminta maaf karena merasatelah menambah kesedihan Ayah dan Ibu.
Ares
sering mendapat perlakuan tak adil karena dia menderita disleksia. Ayah
lah yang merasa paling menderita dengan berita ini. Dia merasa buruk
karena telah salah paham, dan juga tidak memperhatikan tanda-tanda
disleksia pada Ares kecil. Ibu juga menderita karena merasa dirinya
bukan Ibu yang baik karena tak mengenali tanda-tanda disleksia pada
Ares. Orion juga merasa bersalah karena dulu dia malah selalu berusaha
menjadi lebih dari ares. Seumur hidup Orion sudah bertarung dengan Ares
dalam hal apa pun, tapi pada akhirnya memang ares lah yang pantas
menjadi juaranya.
Orion
menatap Reina yang masih memandangi pusara Ares yang dipenuhi bunga.
Orion tahu Reina pasti sangat terpukul karena kehilangan Ares,
karenadialah orang terakhir yang berada di samping Ares menjelang
ajalnya.
Sekarang,
semua orang sudah pulang, begitu pula Ayah dan Ibu. Yang tertinggal
hanyalah Reina dan Orion. Tidak ada yang berbicara diantara mereka
selama beberapa menit. Orion dan Reina sIbuk dengan pikirannya masing
masing.
Orion
memandang Reina yang tampak hampa. Reina meletakkan bunga mawar di atsa
pusara Ares. Lalu Reina menatap Orion dengan mata berkaca-kaca. Orion
tak membalasnya. Dia memandangi pusara Ares. Orion bergerak mengambil
bunga dari keranjang, lalu meletakkannya persis disebelah bunga Reina.
Reina tersenyum, lalu bersama Orion pergi dari pemakaman, meninggalkan cintanya.
Hanya untuk sementara saja, janji Reina.
Ini gambar cover filmnya yaitu : "SUMMER BREEZE" (2008)